Kamis, 21 April 2016

TIGA WASIAT NABI MUHAMMAD SAW

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ا Bertaqwalahkepada Allah dimanapun engkau berada, dan iringilah perbuatan dosa dengan amal kebajikan, niscaya kebajikan tersebut akan menutupinya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad Tirmidzi,

 ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’)


Hadis ini menjelaskan tentang tiga permasalahan penting, yang mencakup bagaimana manusia beradab terhadap Tuhan mereka dan berbuat baik antar sesama.Takwa dalam arti yang sebenarnya melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi larangan-larangannya. Atau ada juga yang mengartikan takwa dengan
Seseorang membuat pembatas antara dirinya dengan adzab Allah.
Jadi seseorang membuat batasan yang menjaga dirinya dari adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pembatas tersebut adalah melakukan amalan-amalan ketaatan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi segala yang dilarang oleh keduanya.
menaati Allah berdasarkan cahaya petunjuk dari Allah (Alquran dan hadis) disertai dengan perasaan berharap pahala dari Allah. Kemudian engkau menjauhi larangan-larangan Allah berdasarkan petunjuk dari Allah disertai rasa takut akan adzab Allah.
Inilah pengertian takwa yang paling baik. Seseorang yang bertakwa ia harus mengetahui mana yang Allah perintahkan agar dia amalkan dan juga mengetahui apa yang Allah larang agar ia bisa menjauhinya.
ImamIbnu Katsir meriwayatkan sebuah kisah mengenai perihal Amirul Mukminin Umar bin Khatthab yang bertanya kepada Ubay bin Ka’ab. Umar bertanya tentang pengertian takwa.
Umar: bertanya Wahai Ubay, apa yang dimaksud dengan takwa?
Ubay: menjawab, Pernahkah Anda melalui suatu jalan yang terdapat duri di jalanan tersebut?
Umar: pun memjawab, Pernah
Ubay: bertanya lgi, Lalu apa yang Anda lakukan?
Umar:pun menjawab  Aku singkapkan sarungku atau pakaianku, kemudian aku berhati-hati melewati jalan tersebut (agar tidak terinjak duri).
Ubay: berkata, Itulah takwa.
Ubay bin Ka’ab mengungkapkan pengertian takwa dengan memisalkannya dengan analogi yang sangat mudah dipahami. Seseorang yang melewati jalan yang berduri tentu saja ia akan berhati-hati melewati jalan tersebut. Umar meresponnya dengan mengatakan ia angkat pakaiannya –karena pakaian orang Arab adalah gamis, bagian bawahnya seperti sarung berbeda dengan celana panjang-. Ia angkat pakaiannya agar ia mengetahui dimana saja posisi duri-duri yang bisa mencelakakannya. Kalau kita realisasikan permisalan ini dengan kehidupan kita sehari-hari. Takwa adalah mengetahui hal-hal yang bisa mencelakakan kita atau membahayakan kehidupan kita di akhirat kelak, setelah kita tahu lalu kita jauhi hal-hal tersebut. Inilah takwa.
- Jauhilah dosa-dosa, yang kecil maupun yang besar.
- Berbuatlah seperti orang yang melangkah di jalanan yang dipenuhi duri, ia mengawasi langkahnya dan berhati-hati.
- Jangan remehkan sesuatu yang kecil, karena gunung pun dari kerikil.
Inilah hakikat ketakwaan menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah
Takwa adalah sesuatu yang sangat esensi dalam akidah Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala memandang kemuliaan seseorang bergantung dengan ketakwaan yang tertancap di dadanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun masih meminta kepada Allah agar Dia menambahkan ketakwaan untuk dirinya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengucapkan doa
اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى
Ya Allah, aku memohon ketakwaan dan petunjuk kepada-Mu.”
Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja senantiasa meminta kepada Allah agar menambahkan ketakwaan kepada dirinya, maka kita sebagai umatnya lebih layak lagi untuk memohon kepada Allah agar menambahkan ketakwaan kepada diri kita.
Kemudian di wasiat yang kedua beliau bersabda,
وَأَتْبِعْ السَيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا
“Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebajikan, niscaya kebajikan tersebut akan menutupinya.”

Demikianlah 3 wasiat singkat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiga wasiat singkat namun mencakup segala hal, mencakup permasalahan bagaimana hendaknya seseorang mengarungi kehidupan mereka di dunia untuk menjemput kehidupan yang bahagia di akhirat kelak. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menambahkan ketakwaan kepada kita sehingga kita dengan ringan menjalankan kewajiban-kewajiban kita dan enteng untuk meninggalkan segala yang Dia larang. Dan semoga Allah membimbing kita agar menjadi pribadi-pribadi yang berakhlak mulia. Amin ya Rabbal ‘alamin.

Wassalam